HARI YANG INDAH

Semangat dan konsitensi segera akan menjadi miliku

04 Mei, 2010

SEBUAH KETULUSAN

Ketika kita menghadapi sebuah masalah kita mesti bertanya mengapa masalah itu terjadi? Apa sebenarnya yang menjadi penyebab dari masalah yang sedang kita alami? Masalah itu berhubungan dengan adanya keinginan yang ingin kita gapai, sehingga untuk mencapai keinginan itu ada sebuah proses yang harus dilalui. Proses tersebut ada yang berjalan dengan lancar dan ada pula yang berjalan dengan tidak lancar. Semua itu terjadi karena keinginan itu membutuhkan fasilitas untuk mencapainya dan harus mengikuti hukum atau rule yang telah digariskan oleh hukum alam. Apabila keinginan kita tidak sesuai dengan yang digariskan oleh hukum alam maka kita harus bersabar membuat keinginan kita mengikuti aturan dari yang telah digariskan oleh hukum alam.

Ada sebuah rahasia untuk membuat kita selalu merasa damai dan bahagia walaupun apa yang kita inginkan belum bisa berjalan sesuai dengan harapan. Menerima apapun yang terjadi terhadap keinginan kita akan membuat kita merasa tenang yang selanjutnya akan memudahkan diri kita memasuki pintu gerbang kedamaian dan kebahagiaan Bagaimana cara menerimanya ? inilah masalah yang sedang dihadapi oleh kebanyakan orang yang sedang berada dalam denyut kehidupaan. Menerima apa yang terjadi sangat ditentukan oleh rasa syukur yang telah kita miliki. Rasa syukur ini bisa kita alami melalui proses pemahaman yang lengkap, utuh terhadap asal muasal atau sebab segala sesuatu sedang terjadi. Pemahaman ini bisa kita peroleh melalu perenungan dan perhatian terhadap segala sesuatu dalam perjalanan kita menyusuri liku kehidupan di rule hukum alam. Semakin dalam pengertian dan pemahaman kita tentang sesuatu akan membuat kita merasa lebih tenang dan mampu menerima segala sesuatu yang sedang terjadi. Inilah yang nantinya akan menjadi alasan sebuah karakter mulia yang namanya ketulusan segera menjadi milik kita. Banyak sekali manfaat yang bisa didapat kalau kita mengembangkan karakter ketulusan pada diri kita. Tulus akan menyebabkan kita tidak memiliki beban pikiran, emosi dan mental terhadap berbagai kejadian yang didalamnya terkandung berbagai keinginan dan akibat dari segala sesuatu yang pernah kita lakukan maupun yang akan kita lakukan. Dengan berkurangnya beban yang dirakan oleh diri kita dimana didalamnya menyangkut pikiran, emosi dan mental maka ketenangan pun terjadi dengan sendirinya, ini akan berakibat kesehatan kita akan terjaga dengan baik karena segala penyakit itu muncul sebagai akibat dari kacaunya pikiran kita atau dengan kata lain dipicu dari pikiran, juga pola kehidupan kita seperti pola makan dan kebiasaan kita.

Kedamaian dalam kehidupan yang selalu bergerak menjadi kebutuhan bahkan tujuan bagi para pencari atau petualang di kehidupan spiritual. Gerak dari kehidupan ini dimotori oleh gerakan pikiran yang terkendali maupun yang tidak terkendali. Bagi kebanyakan orang yang terjadi adalah pikiran itu tidak bisa dikendalikan dengan baik. Dari penjelasan ini akan menimbulkan berbagai pertanyaan diantaranya adalah apakah benar pikiran itu bisa dikendalikan? Haruskan pikiran itu dikendalikan untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan. Sebenarnya yang paling tepat mejawab pertanyaan ini adalah orang yang sudah berada pada level merasakan apa yang dinamakan damai dan bahagia itu sendiri. Orang seperti itu sudah bisa dipastikan memiliki ketundukan hati sehingga tidak akan menceritakan apa yang telah mereka alami dan rasakan pada setiap orang yang belum merasakan damai dan bahagia itu. Namun perjalanan kehidupan pasti akan mengantarkan kita bertemu dengan orang-orang hebat seperti itu kalau saja kita bisa terus mempertahankan perhatian kita pada tujuan yang bisa dirumuskan menjadi damai dan bahagia.

Pertemuan antara dua orang akan menimbulkan perasaan, apakah itu perasaan senang, sedih, bahagia, atau membosankan. Mungkin saja dalam sebuah pertemuan tidak dirasakan adanya kehangatan yang membuat orang betah untuk saling bercerita tentang apa saja. Peran ketulusan pun bisa dirasakan dalam hubungan seperti itu. Ketulusan ini juga sangat berhubungan dengan kasih yang dimiliki insan. Didalam kasih pastilah ada ketulusan, ini bisa dirasakan dari kemampuan kita menerima orang lain sebagaimana adanya. Didalam kasih tidak ada tuntutan orang lain harus menjadi seperti apa yang kita inginkan. Menerima orang lain sebagaimana adanya adalah sebuah kata kunci untuk mengerti apakah kita sudah memiliki ketulusan ataukah belum memiliki ketulusan. Banyak orang mengalami kesulitan untuk bisa menerima orang lain sebagaimana adanya. Hal inilah yang menyebabkan konflik terjadi diantara orang-orang. Bagaimanakah cara menerima orang lain sebagaimana adanya? Adakah sebuah alat yang bisa membantu kita untuk menumbuhkan pengertian yang benar terhadap seseorang yang menimbulakan kedamaian da nkebahagiaan yang terus mengisi relung hati kita? Haruskah kita berhagia hanya pada kondisi atau keadaan tertentu saja? Tidak bisaskah kita senantiasa merasakan damai dan kebahagian itu terus menerus, dan bahkan semakin lama semakin dalam, yang membuat kita larut dalam damai dan kebahagian itu untuk menjadi damai dan kebagiaan itu sendiri. Apakah ini hanya bisa terjadi tatkala kita telah berhasil mendapatkan berkah rasa damai dan bahagia dari Tuhan. Kalau demikian halnya sungguh kita kurang beruntung tidak bisa langsung merasakannya sekarang. Padahal yang terbaik adalah kita bisa langsung mengalami dan merasakannya sekarang.
Sebuah pengertian tentang sesuatu bisa didapatkan seiring dengan berjalannya waktu dan bisa dibangun dengan pengetahuan yang didapatkan dari orang lain atau dialami secara langsung dalam keseharian kita. Pengertian juga bisa tumbuh dengan melakukan perenungan tentang suatu kejadian. Didalam merenung kita mesti menghubungan apa yang sedang dipikirkan dengan prinsip-prinsip dasar kebenaran. Apa itu prinsip-prinsip dasar kebenaran? Bagaimana cara kita meyakini prinsip-prinsip yang kita anut adalah prinsip-prinsip kebenaran? Setiap agama mungkin memiliki prinsip-prinsip yang berbeda memandang prinsip-prinsip kebenaran itu.

Prinsip-prinsip dasar kebenaran adalah kita semua makhluk adalah ciptaan Tuhan, karena itu kita akan dengan mudah memaafkan orang lain yang kita anggap berbuat salah terhadap diri kita. Suka menolong sesama yang dalam kesulitan. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian tanpa memperhatikan ras, golongan suku bangsa, adat istiadat. Berjiwa besar mengakui kesalahan yang telah kita lakukan dan meminta maaf terhadap kesalahan yang telah kita lakukan. Memandang semua makhluk sama-sama ciptaan Tuhan, itu berarti semua makluk hidup adalah saudara kita. Mengembangkan rasa kasih yang murni kepada Tuhan yang tentunya akan berimplikasi terhadap rasa kasih yang kita miliki terhadap sesama makhluk. Tidak memiliki rasa benci dan iri hati. Prinsip-prinsip dasar kebenaran itu bisa juga dikatakan sebagai karakter-karakter mulia yang dimiliki oleh orang-orang yang telah mencapai pencerahan di jalan spiritual. Inilah yang bisa kita jadikan alat apakah sesuatu yang kita rasakan setelah mengalami suatu kejadian telah kita sikapi dengan karakter-karakter mulia. Kita mesti berlatih terus-menerus untuk merespon setiap kejadian yang kita lalui dengan karakter-karakter mulia yang bisa disebut sebagai prinsip-prinsip dasar kebenaran. Masih bersambung